Brosis. Rabu malam, 8 Mei 2014, gw kan pulang kantor naik
taxi, karena lembur ampe tengah malam. Gw pilihlah taxi yang relative hemat
tapi bagus. Namanya *******. Brosis pasti taulah apa itu. Nah, d baru mulai
jalan gw bilang tujuan gw mau kemana abis itu gw bilang, mau cari makan. Si Pak
supir pun mengiyakan dan kalau ada yang jual makan di pinggir jalan, diusahakan
minggir. Sambil jalan pulang dan sembari mencari tukang jualan makanan di
pinggir jalan, terjadilah chit chat di dalam taxi. Kelihatan banget ini bapak
nyantai pembawaannya. Btw dia ternyata lagi shift malam, jadi emang lagi ga
ngantuk kayanya, masih fresh. Walaupun dia bilang habis nyetir dari Lebak bulus
ke tomang macet banget.
Perbincangan kami pun berlanjut. Sampai di tengah jalan, gw
coba ngelihat nametag supir tersebut yang terletak di dashboard mobil, walaupun
gelap tapi terlihat sedikit. Gw prediksi dia orang batak, ternyata benar, di
nametag tersebut tertulis marga batak di belakang.
Mulailah gw tanya, “Bapak halak (orang) batak ya?”. Dia
sepertinya aga kaget gw tahu dia orang batak, “koq bapak bisa paham?” Gw cuma
senyum aja (dalam hati ya orang gw lihat namanya). Hahaha.
Setelah tau gw juga batak, mungkin dia merasa lebih santai untuk berbincang-bincang. Dia share banyak hal. Soal keluarga, pekerjaan, pengalaman hidup. Mungkin dia pengen aja gitu ngobrol. Gw mencoba menjadi pendengar dan perespon yang baik. Perbincangan kami menjadi pembelajaran bagi gw juga. Ada point-point yang bisa gw pelajari dari kisah si bapak supir taxi ini.
Sampailah gw di rumah, dan selesailah perbincangan kami. Semoga sukses Pak.
-JS-
No comments:
Post a Comment